Jumat, 31 Mei 2013

Manuel Pellegrini Capai Kesepakatan Verbal Dengan Manchester City Pellegrini semakin dekat ke Manchester City.

Manuel Pellegrini Capai Kesepakatan Verbal Dengan Manchester City

Pellegrini semakin dekat ke Manchester City.

Pelatih Malaga Manuel Pellegrini mengungkapkan sudah mencapai kesepakatan verbal dengan Manchester City dan diharapkan semua bisa diresmikan secepatnya.

"Saya sudah menjalin komitmen untuk menjadikan Manchester City menjadi prioritas saya," kata Pellegrini, Kamis (30/5).

"Saya sudah mencapai kesepakatan verbal dengan mereka dan saya harap semua bisa dituntaskan," tandasnya.

"Saya termotivasi dengan kesepakatan terkait proyek yang menarik seperti di Malaga. Bisa membentuk sebuah klub, ini sama pentingnya dengan pergi ke klub di mana Anda bisa memenangi gelar juara."

"Sampai ada penandatanganan resmi, Anda tak bisa menyatakan semuanya sudah dituntaskan," paparnya.

KUMPULAN TOKOH SASTRAWAN INDONESIA

Biografi Taufiq Ismail

Taufiq Ismail adalah seorang sastrawan ternama di Indonesia. Taufiq lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat 25 Juni 1935. Ia tumbuh dalam keluarga guru dan wartawan yang suka membaca. Ia telah bercita-cita menjadi sastrawan sejak masih SMA. Masa kanak-kanak sebelum sekolah dilalui di Pekalongan. Ia pertama masuk sekolah rakyat di Solo. Selanjutnya, ia berpindah ke Semarang, Salatiga, dan menamatkan sekolah rakyat di Yogya. Ia masuk SMP di Bukittinggi, SMA di Bogor, dan kembali ke Pekalongan.
Taufiq Ismail

Biografi Taufiq Ismail

Pada tahun 1956–1957 ia memenangkan beasiswa American Field Service Interntional School guna mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS, angkatan pertama dari Indonesia.
Taufik Ismail melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia (sekarang IPB), dan tamat pada tahun1963. Pada tahun 1971–1972 dan 1991–1992 ia mengikuti International Writing Program, University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Ia juga belajar pada Faculty of Languange and Literature, American University in Cairo, Mesir, pada tahun 1993. Karena pecah Perang Teluk, Taufiq pulang ke Indonesia sebelum selesai studi bahasanya.
Taufiq Ismail
Taufiq Ismail saat membacakan puisi
Semasa mahasiswa Taufiq Ismail aktif dalam berbagai kegiatan. Tercatat, ia pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI (1960–1961) dan Wakil Ketua Dewan Mahasiswa (1960–1962). Ia pernah mengajar sebagai guru bahasa di SMA Regina Pacis, Bogor (1963-1965), guru Ilmu Pengantar Peternakan di Pesantren Darul Fallah, Ciampea (1962), dan asisten dosen Manajemen Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Indonesia Bogor dan IPB (1961-1964). Karena menandatangani Manifes Kebudayaan, yang dinyatakan terlarang oleh Presiden Soekarno, ia batal dikirim untuk studi lanjutan ke Universitas Kentucky dan Florida. Ia kemudian dipecat sebagai pegawai negeri pada tahun 1964.
Taufiq menjadi kolumnis Harian KAMI pada tahun 1966-1970. Kemudian, Taufiq bersama Mochtar Lubis, P.K. Oyong, Zaini, dan Arief Budiman mendirikan Yayasan Indonesia, yang kemudian juga melahirkan majalah sastra Horison (1966). Sampai sekarang ini ia memimpin majalah itu.
Taufiq merupakan salah seorang pendiri Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Taman Ismail Marzuki (TIM), dan Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) (1968). Di ketiga lembaga itu Taufiq mendapat berbagai tugas, yaitu Sekretaris Pelaksana DKJ, Pj. Direktur TIM, dan Rektor LPKJ (1968–1978). Setelah berhenti dari tugas itu, Taufiq bekerja di perusahaan swasta, sebagai Manajer Hubungan Luar PT Unilever Indonesia (1978-1990).
Taufiq Ismail
Taufiq Ismail saat menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Indonesia
Pada tahun 1993 Taufik diundang menjadi pengarang tamu di Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, Malaysia. Sebagai penyair, Taufiq telah membacakan puisinya di berbagai tempat, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Dalam setiap peristiwa yang bersejarah di Indonesia Taufiq selalu tampil dengan membacakan puisi-puisinya, seperti jatuhnya Rezim Soeharto, peristiwa Trisakti, dan peristiwa Pengeboman Bali.
Hasil karya:
  1. Tirani, Birpen KAMI Pusat (1966)
  2. Benteng, Litera ( 1966)
  3. Buku Tamu Musium Perjuangan, Dewan Kesenian Jakarta (buklet baca puisi) (1972)
  4. Sajak Ladang Jagung, Pustaka Jaya (1974)
  5. Kenalkan, Saya Hewan (sajak anak-anak), Aries Lima (1976)
  6. Puisi-puisi Langit, Yayasan Ananda (buklet baca puisi) (1990)
  7. Tirani dan Benteng, Yayasan Ananda (cetak ulang gabungan) (1993)
  8. Prahara Budaya (bersama D.S. Moeljanto), Mizan (1995)
  9. Ketika Kata Ketika Warna (editor bersama Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabbar, Amri Yahya, dan Agus Dermawan, antologi puisi 50 penyair dan repoduksi lukisan 50 pelukis, dua bahasa, memperingati ulangtahun ke-50 RI), Yayasan Ananda (1995)
  10. Seulawah — Antologi Sastra Aceh (editor bersama L.K. Ara dan Hasyim K.S.), Yayasan Nusantara bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Khusus Istimewa Aceh (1995)
  11. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Yayasan Ananda (1998)
  12. Dari Fansuri ke Handayani (editor bersama Hamid Jabbar, Herry Dim, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2001), Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2001)
  13. Horison Sastra Indonesia, empat jilid meliputi Kitab Puisi (1), Kitab Cerita Pendek (2), Kitab Nukilan Novel (3), dan Kitab Drama (4) (editor bersama Hamid Jabbar, Agus R. Sarjono, Joni Ariadinata, Herry Dim, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari, dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2000-2001, Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2002)


Karya terjemahan:
  • Banjour Tristesse (terjemahan novel karya Francoise Sagan, 1960)
  • Cerita tentang Atom (terjemahan karya Mau Freeman, 1962)
  • Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam (dari buku The Reconstruction of Religious Thought in Islam, M. Iqbal (bersama Ali Audah dan Goenawan Mohamad), Tintamas (1964)
Atas kerja sama dengan musisi sejak 1974, terutama dengan Himpunan Musik Bimbo (Hardjakusumah bersaudara), Chrisye, Ian Antono, dan Ucok Harahap, Taufiq telah menghasilkan sebanyak 75 lagu.
Ia pernah mewakili Indonesia baca puisi dan festival sastra di 24 kota di Asia, Amerika, Australia, Eropa, dan Afrika sejak 1970. Puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, Sunda, Bali, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina.
Kegiatan kemasyarakatan yang dilakukannnya, antara lain menjadi pengurus perpustakaan PII, Pekalongan (1954-56), bersama S.N. Ratmana merangkap sekretaris PII Cabang Pekalongan, Ketua Lembaga Kesenian Alam Minangkabau (1984-86), Pendiri Badan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya (1985) dan kini menjadi ketuanya, serta bekerja sama dengan badan beasiswa American Field Service, AS menyelenggarakan pertukaran pelajar. Pada tahun 1974–1976 ia terpilih sebagai anggota Dewan Penyantun Board of Trustees AFS International, New York.
Ia juga membantu LSM Geram (Gerakan Antimadat, pimpinan Sofyan Ali). Dalam kampanye antinarkoba ia menulis puisi dan lirik lagu “Genderang Perang Melawan Narkoba” dan “Himne Anak Muda Keluar dari Neraka” dan digubah Ian Antono). Dalam kegiatan itu, bersama empat tokoh masyarakat lain, Taufiq mendapat penghargaan dari Presiden Megawati (2002).
Kini Taufiq menjadi anggota Badan Pertimbangan Bahasa, Pusat Bahasa dan konsultan Balai Pustaka, di samping aktif sebagai redaktur senior majalah Horison.
Anugerah yang diterima:
  • Anugerah Seni dari Pemerintah RI (1970)
  • Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia (1977)
  • South East Asia (SEA) Write Award dari Kerajaan Thailand (1994)
  • Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa (1994)
  • Sastrawan Nusantara dari Negeri Johor, Malaysia (1999)
  • Doctor honoris causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (2003)
Taufiq Ismail menikah dengan Esiyati Yatim pada tahun 1971 dan dikaruniai seorang anak laki-laki, Bram Ismail. Bersama keluarga ia tinggal di Jalan Utan Kayu Raya 66-E, Jakarta 13120

Biografi Sastrawan Putu Wijaya

Terima kasih semoga Biografi Sastrawan Biodata dan Profil Putu Wijaya - Sastrawan Serba Bisa . Blog tempatnya mengenal Tokoh dan Orang terkenal Di dunia. untuk menambah Ilmu pengetahuan kita juga memotivasi diri untuk mengambil sisi Positive dari seorang Sastrawan Indonesia Putu Wijaya


Ia sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga menulis skenario film dan sinetron. Sebagai dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971, dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri. Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron. Harian Kompas dan Sinar Harapan kerap memuat cerita pendeknya. Novelnya sering muncul di majalah Kartini, Femina, dan Horison. Memenangkan lomba penulisan fiksi baginya sudah biasa. Sebagai penulis skenario, ia dua kali meraih piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI), untuk Perawan Desa (1980), dan Kembang Kertas (1985). Sebagai penulis fiksi sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan: Bila Malam Bertambah Malam, Telegram, Pabrik, Keok, Tiba-Tiba Malam, Sobat, Nyali.
Namanya I Gusti Ngurah Putu Wijaya yang biasa disebut Putu Wijaya. Tidak sulit untuk mengenalinya karena topi pet putih selalu bertengger di kepalanya. Kisahnya, pada ngaben ayahnya di Bali, kepalanya digundul. Kembali ke Jakarta, selang beberapa lama, rambutnya tumbuh tapi tidak sempurna, malah mendekati botak. Karena itu, ia selalu memakai topi. "Dengan ini saya terlihat lebih gagah," tutur Putu sambil bercanda.


Putu yang dilahirkan di Puri Anom, Tabanan, Bali pada tanggal 11 April 1944, bukan dari keluarga seniman. Ia bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, yang dihuni sekitar 200 orang, yang semua anggota keluarganya dekat dan jauh, dan punya kebiasaan membaca. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi dokter. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan sejarah, bahasa, dan ilmu bumi.
Semasa di SD, ''Saya doyan sekali membaca,'' tuturnya, ''Mulai dari karangan Karl May, buku sastra Komedi Manusia-nya William Saroyan, sampai cerita picisan yang merangsang berahi. Sejak kecil, saya juga senang sekali seni pertunjukan. Mungkin sudah merupakan bakat, senang pada seni laku," ujarnya mengenang.
Meskipun demikian, ia tak pernah diikutkan main drama semasih kanak-kanak, juga ketika SMP. Baru setelah menang lomba deklamasi, ia diikutkan main drama perpisahan SMA, yang diarahkan oleh Kirdjomuljo, penyair dan sutradara ternama di Yogyakarta. Ia pertama kali berperan dalam Badak, karya Anton Chekov. "Sejak itu saya senang sekali pada drama," kenang Putu Setelah selesai sekolah menengah atas, ia melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta, kota seni dan budaya. Di Yogyakarta, selain kuliah di Fakultas Hukum, UGM, ia juga mempelajari seni lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), drama di Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi), dan meningkatkan kegiatannya bersastra. Dari Fakultas Hukum, UGM, ia meraih gelar sarjana hukum (1969), dari Asdrafi ia gagal dalam penulisan skripsi, dan dari kegiatan berkesenian ia mendapatkan identitasnya sebagai seniman.

Selama bermukim di Yogyakarta, kegiatan sastranya lebih terfokus pada teater. Ia pernah tampil bersama Bengkel Teater pimpinan W.S. Rendra dalam beberapa pementasan, antara lain dalam pementasan Bip-Bop (1968) dan Menunggu Godot (1969). Ia juga pernah tampil bersama kelompok Sanggar Bambu. Selain itu, ia juga (telah berani) tampil dalam karyanya sendiri yang berjudul Lautan Bernyanyi (1969). Ia adalah penulis naskah sekaligus sutradara pementasan itu. Naskah dramanya itu menjadi pemenang ketiga Sayembara Penulisan Lakon yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Teater Nasional Indonesia. Setelah kira-kira tujuh tahun tinggal di Yogyakarta, Putu pindah ke Jakarta. Di Jakarta ia bergabung dengan Teater Kecil asuhan sutradara ternama Arifin C. Noer dan Teater Populer. Di samping itu, ia juga bekerja sebagai redaktur majalah Ekspres (1969). Setelah majalah itu mati, ia menjadi redaktur majalah Tempo (1971-1979). Bersama rekan-rekannya di majalah Tempo, Putu mendirikan Teater Mandiri (1974). "Saya perlu bekerja jadi wartawan untuk menghidupi keluarga saya. Juga karena saya tidak mau kepengarangan saya terganggu oleh kebutuhan mencari makan," tutur Putu.
Pada saat masih bekerja di majalah Tempo, ia mendapat beasiswa belajar drama (Kabuki) di Jepang (1973) selama satu tahun. Namun, karena tidak kerasan dengan lingkungannya, ia belajar hanya sepuluh bulan. Setelah itu, ia kembali aktif di majalah Tempo. Pada tahun 1974, ia mengikuti International Writing Program di Iowa, Amerika Serikat. Sebelum pulang ke Indonesia, mampir di Prancis, ikut main di Festival Nancy.
Putu mengaku belajar banyak dari Tempo dan Goenawan Mohamad. "Yang melekat di kepala saya adalah bagaimana menulis sesuatu yang sulit menjadi mudah. Menulis dengan gaya orang bodoh, sehingga yang mengerti bukan hanya menteri, tapi juga tukang becak. Itulah gaya Tempo," ungkap Putu. Ia juga membiasakan diri dengan tenggat - suatu siksaan bagi kebanyakan pengarang. Dari Tempo, Putu pindah ke majalah Zaman (1979-1985), dan ia tetap produktif menulis cerita pendek, novel, lakon, dan mementaskannya lewat Teater Mandiri, yang dipimpinnya. Di samping itu, ia mengajar pula di Akademi Teater, Institut Kesenian Jakarta (IKJ).Ia mempunyai pengalaman bermain drama di luar negeri, antara lain dalam Festival Teater Sedunia di Nancy, Prancis (1974) dan dalam Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985). Ia juga membawa Teater Mandiri berkeliling Amerika dalam pementasan drama Yel dan berpentas di Jepang (2001).
Karena kegiatan sastranya lebih menonjol pada bidang teater, Putu Wijaya pun lebih dikenal sebagai dramawan. Sebenarnya, selain berteater ia juga menulis cerpen dan novel dalam jumlah yang cukup banyak, di samping menulis esai tentang sastra. Sejumlah karyanya, baik drama, cerpen, maupun novel telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Jepang, Arab, dan Thailand.
Gaya Putu menulis novel tidak berbeda jauh dengan gayanya menulis drama. Seperti dalam karya dramanya, dalam novelnya pun ia cenderung mempergunakan gaya objektif dalam pusat pengisahan dan gaya stream of consciousness dalam pengungkapannya - penuh potongan-potongan kejadian yang padat, intens dalam pelukisan, ekspresif bahasanya. Ia lebih mementingkan perenungan ketimbang riwayat.

Adapun konsep teaternya adalah teror mental. Baginya, teror adalah pembelotan, pengkhianatan, kriminalitas, tindakan subversif terhadap logika - tapi nyata. Teror tidak harus keras, kuat, dahsyat, menyeramkan; bahkan bisa berbisik, mungkin juga sama sekali tidak berwarna.Ia menegaskan, ''teater bukan sekadar bagian dari kesusastraan, melainkan suatu tontonan.'' Naskah sandiwaranya tidak dilengkapi petunjuk bagaimana harus dipentaskan. Agaknya, memberi kebebasan bagi sutradara lain menafsirkan. Bila menyinggung problem sosial, karyanya tanpa protes, tidak mengejek, juga tanpa memihak. Tiap adegan berjalan tangkas, kadang meletup, diseling humor.Mungkin ini cerminan pribadinya. Individualitasnya kuat, dan berdisiplin tinggi.
Saat ditanya pemikiran pengarang yang sehari bisa mengarang cerita 30 halaman, menulis empat artikel dalam satu hari ini tentang tulis menulis, Putu menjawab, ''Menulis adalah menggorok leher tanpa menyakiti,'' katanya, ''bahkan kalau bisa tanpa diketahui.'' Kesenian diibaratkannya seperti baskom, penampung darah siapa saja atau apa pun yang digorok: situasi, problematik, lingkungan, misteri, dan berbagai makna yang berserak. ''Kesenian,'' katanya, ''merupakan salah satu alat untuk mencurahkan makna, agar bisa ditumpahkan kepada manusia lain secara tuntas.''
"Saya sangat percaya pada insting," kata Putu tentang caranya menulis. "Ketika menulis, saya tidak mempunyai bahan apa-apa. Semua datang begitu saja ketika di depan komputer," katanya lagi. Ia percaya bahwa ada satu galaksi dalam otak yang tidak kita mengerti cara kerjanya. Tapi, menurut Putu, itu bukan peristiwa mistik, apalagi tindak kesurupan. Selain menekuni dunia teater dan menulis, Putu juga menjadi sutradara film dan sinetron serta menulis skenario sinetron. Film yang disutradarainya ialah film Cas Cis Cus, Zig Zag, dan Plong. Sinetron yang disutradarainya ialah Dukun Palsu, PAS, None, Warteg, dan Jari-Jari. Skenario yang ditulisnya ialah Perawan Desa, Kembang Kertas, serta Ramadhan dan Ramona. Ketiga skenario itu memenangkan Piala Citra.
Pada 1977, ia menikah dengan Renny Retno Yooscarini alias Renny Djajusman yang dikaruniai seorang anak, Yuka Mandiri. ''Sebelum menikah saya menulis Sah, ee, saya mengalami persis seperti yang saya tulis,'' ujarnya. ''Pernikahan saya bubar pada 1984.'' Tetapi ia tidak lama menduda. Pertengahan 1985, ia menikahi gadis Sunda, Dewi Pramunawati, karyawati majalah Medika. Bersama Dewi, Putu Wijaya selanjutnya hidup di Amerika Serikat selama setahun.
Atas undangan Fulbright, 1985-1988, ia menjadi dosen tamu teater dan sastra Indonesia modern di Universitas Wisconsin dan Universitas Illinois, AS. Atas undangan Japan Foundation, Putu menulis novel di Kyoto, Jepang, 1992. Setelah lama berikhtiar - walau dokter di Amerika mendiagnosis Putu tak bakal punya anak lagi - pada 1996, pasangan ini dikaruniai seorang anak, Taksu.Rumah tangga baginya sebuah "perusahaan". Apa pun diputuskan berdasarkan pertimbangan istri dan anak, termasuk soal pekerjaan. Soal pendidikan anak, "Saya tidak punya cara," ujar Putu. Anak dianggap sebagai teman, kadang diajak berunding, kadang dimarahi. Dan, kata Putu, "Saya tidak mengharapkan ia menjadi apa, saya hanya memberikan kesempatan saja."

Kini, penggemar musik dangdut, rock, klasik karya Bach atau Vivaldi dan jazz ini total hanya menulis, menyutradarai film dan sinetron, serta berteater. Dalam bekerja ia selalu diiringi musik. Olahraganya senam tenaga prana Satria Nusantara. "Sekarang saya sudah sampai pada tahap bahwa kesenian merupakan upaya dan tempat berekspresi sekaligus pekerjaan," ujar Putu


BIOGRAFI BUYA HAMKA

buya hamka, biografi, sastrawanBuya Hamka lahir pada tahun 1908 di desa kampung Molek, Meninjau, Sumatera Barat, HAMKA sendiri merupakan singkatan dari nama beliau yakni Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Hamka merupakan putra dari Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yg juga merupakan ulama di tanah minang, diawali bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun 1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958.

Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Buya Hamka merupakan sosok otodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman, beliau juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas Soerjopranoto, Haji Fachrudin, AR Sutan Mansur, dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang andal.

buya hamka, biografi, sastrawan
Hamka aktif dalam Muhammadiyah, terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudiannya mengundurkan diri pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.

buya hamka, biografi, sastrawan
beliau juga wartawan, penulis, editor, dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makassar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam. Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan Merantau ke Deli.
height: 215px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7GKBLgnx26S7pZKKXKZenJs0bIopdzo6hnnZFk63mLqaKGgimwrbOH_w_vHmMFeLUOrN5xFaxPOue4FE1bOfmDEf5WET12erptGgp9Z34qv2yCxOHsZrmQz0NEbok4kHcOrlmMCd15OvW/s320/buya-hamka.jpg" alt="buya hamka, biografi, sastrawan" border="0">
karya- karya buya HAMKA
  • Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
  • Si Sabariah. (1928)
  • Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
  • Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).
  • Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
  • Kepentingan melakukan tabligh (1929).
  • Hikmat Isra' dan Mikraj.
  • Arkanul Islam (1932) di Makassar.
  • Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.
  • Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar.
  • Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.
  • Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.
  • Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka.
  • Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
  • Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
  • Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.
  • Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940.
  • Tuan Direktur 1939.
  • Dijemput mamaknya,1939.
  • Keadilan Ilahy 1939.
  • Tashawwuf Modern 1939.
  • Falsafah Hidup 1939.
  • Lembaga Hidup 1940.
  • Lembaga Budi 1940.
  • Majallah 'SEMANGAT ISLAM' (Zaman Jepang 1943).
  • Majallah 'MENARA' (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi 1946.
  • Negara Islam (1946).
  • Islam dan Demokrasi,1946.
  • Revolusi Pikiran,1946.
  • Revolusi Agama,1946.
  • Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.
  • Dibantingkan ombak masyarakat,1946.
  • Didalam Lembah cita-cita,1946.
  • Sesudah naskah Renville,1947.
  • Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947.
  • Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi,Sedang Konperansi Meja Bundar.
  • Ayahku,1950 di Jakarta.
  • Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.
  • Mengembara Dilembah Nyl. 1950.
  • Ditepi Sungai Dajlah. 1950.
  • Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai pd tahun 1950.
  • Kenangan-kenangan hidup 2.
  • Kenangan-kenangan hidup 3.
  • Kenangan-kenangan hidup 4.
  • Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950.
  • Sejarah Ummat Islam Jilid 2.
  • Sejarah Ummat Islam Jilid 3.
  • Sejarah Ummat Islam Jilid 4.
  • Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950.
  • Pribadi,1950.
  • Agama dan perempuan,1939.
  • Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang.
  • 1001 Soal Hidup (Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat, dibukukan 1950).
  • Pelajaran Agama Islam,1956.
  • Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952.
  • Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1.
  • Empat bulan di Amerika Jilid 2.
  • Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia (Pidato di Kairo 1958), utk Doktor Honoris Causa.
  • Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM.
  • Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982 oleh Pustaka Panjimas, Jakarta.
  • Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta.
  • Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang.
  • Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970.
  • Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang.
  • Ekspansi Ideologi (Alghazwul Fikri), 1963, Bulan Bintang.
  • Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968.
  • Falsafah Ideologi Islam 1950(sekembali dr Mekkah).
  • Keadilan Sosial dalam Islam 1950 (sekembali dr Mekkah).
  • Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam (Kuliah umum) di Universiti Keristan 1970.
  • Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat.
  • Himpunan Khutbah-khutbah.
  • Urat Tunggang Pancasila.
  • Doa-doa Rasulullah S.A.W,1974.
  • Sejarah Islam di Sumatera.
  • Bohong di Dunia.
  • Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menyambut Kongres Muhammadiyah di Padang).
  • Pandangan Hidup Muslim,1960.
  • Kedudukan perempuan dalam Islam,1973

Biografi Pramoedya Ananta Toer - Sastrawan Indonesia

Biografi Pramoedya Ananta ToerPramoedya Ananta Toer lahir di Blora, Jawa Tengah pada tanggal 6 Februari 1925. dia merupakan anak sulung dalam keluarganya. Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan ibunya berdagang nasi. Nama asli Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer, sebagaimana yang tertulis dalam koleksi cerita pendek semi-otobiografinya yang berjudul Cerita Dari Blora. Karena nama keluarga Mastoer (nama ayahnya) dirasakan terlalu aristokratik, ia menghilangkan awalan Jawa "Mas" dari nama tersebut dan menggunakan "Toer" sebagai nama keluarganya. Sebagai putra sulung tokoh Institut Boedi Oetomo, Pram kecil malah tidak begitu cemerlang dalam pelajaran di sekolahnya. Tiga kali tak naik kelas di Sekolah Dasar, membuat ayahnya menganggap dirinya sebagai anak bodoh. Akibatnya, setelah lulus Sekolah Dasar yang dijalaninya di bawah pengajaran keras ayahnya sendiri, sang ayah, Pak Mastoer, menolak mendaftarkannya ke MULO (setingkat SLTP).

Ia pun melanjutkan pendidikan di sekolah telegraf (Radio Vakschool) Surabaya atas biaya ibunya. Biaya pas-pasan selama bersekolah di Surabaya juga hampir membuat Pram gagal di ujian praktik. Ketika itu, tanpa mempunyai peralatan, ia tetap mengikuti ujian tersebut namun dengan cara hanya berpura-pura sibuk di samping murid yang terpandai. Walau begitu, secara umum nilai-nilai Pram cukup baik dan ia pun lulus dari sekolah meski karena meletusnya perang dunia II di Asia, ijazahnya yang dikirim dari Bandung tak pernah ia terima. kemudian bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar Jepang di Jakarta selama pendudukan Jepang di Indonesia. Pada masa kemerdekaan Indonesia, ia mengikuti kelompok militer di Jawa dan kerap ditempatkan di Jakarta pada akhir perang kemerdekaan. Ia menulis cerpen serta buku di sepanjang karier militernya dan ketika dipenjara Belanda di Jakarta pada 1948 dan 1949. Pada 1950-an ia tinggal di Belanda sebagai bagian dari program pertukaran budaya, dan ketika kembali ke Indonesia ia menjadi anggota Lekra, salah satu organisasi sayap kiri di Indonesia. Gaya penulisannya berubah selama masa itu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam karyanya Korupsi, fiksi kritik pada pamong praja yang jatuh di atas perangkap korupsi. Hal ini menciptakan friksi antara dia dan pemerintahan Soekarno.

Selama masa itu, ia mulai mempelajari penyiksaan terhadap Tionghoa Indonesia, kemudian pada saat yang sama, ia pun mulai berhubungan erat dengan para penulis di Tiongkok. Khususnya, ia menerbitkan rangkaian surat-menyurat dengan penulis Tionghoa yang membicarakan sejarah Tionghoa di Indonesia, berjudul Hoakiau di Indonesia. Ia merupakan kritikus yang tak mengacuhkan pemerintahan Jawa-sentris pada keperluan dan keinginan dari daerah lain di Indonesia, dan secara terkenal mengusulkan bahwa pemerintahan mesti dipindahkan ke luar Jawa. Pada 1960-an ia ditahan pemerintahan Soeharto karena pandangan pro-Komunis Tiongkoknya. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di lepas pantai Jawa, dan akhirnya di pulau Buru di kawasan timur Indonesia.

Biografi Pramoedya Ananta Toer
Ia dilarang menulis selama masa penahanannya di Pulau Buru, namun tetap mengatur untuk menulis serial karya terkenalnya yang berjudul Bumi Manusia, serial 4 kronik novel semi-fiksi sejarah Indonesia. Tokoh utamanya Minke, bangsawan kecil Jawa, dicerminkan pada pengalaman RM Tirto Adisuryo seorang tokoh pergerakkan pada zaman kolonial yang mendirikan organisasi Sarekat Priyayi dan diakui oleh Pramoedya sebagai organisasi nasional pertama. Jilid pertamanya dibawakan secara oral pada para kawan sepenjaranya, dan sisanya diselundupkan ke luar negeri untuk dikoleksi pengarang Australia dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Pramoedya dibebaskan dari tahanan pada 21 Desember 1979 dan mendapatkan surat pembebasan secara hukum tidak bersalah dan tidak terlibat G30S/PKI, tapi masih dikenakan tahanan rumah di Jakarta hingga 1992, serta tahanan kota dan tahanan negara hingga 1999, dan juga wajib lapor satu kali seminggu ke Kodim Jakarta Timur selama kurang lebih 2 tahun.

Selama masa itu ia menulis Gadis Pantai, novel semi-fiksi lainnya berdasarkan pengalaman neneknya sendiri. Ia juga menulis Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (1995), otobiografi berdasarkan tulisan yang ditulisnya untuk putrinya namun tak diizinkan untuk dikirimkan, dan Arus Balik (1995). Edisi lengkap Nyanyi Sunyi Seorang Bisu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Willem Samuels, diterbitkan di Indonesia oleh Hasta Mitra bekerja sama dengan Yayasan Lontar pada 1999 dengan judul The Mute's Soliloquy: A Memoir

Ketika Pramoedya mendapatkan Ramon Magsaysay Award, 1995, diberitakan sebanyak 26 tokoh sastra Indonesia menulis surat 'protes' ke yayasan Ramon Magsaysay. Mereka tidak setuju, Pramoedya yang dituding sebagai "jubir sekaligus algojo Lekra paling galak, menghantam, menggasak, membantai dan mengganyang" pada masa demokrasi terpimpin, tidak pantas diberikan hadiah dan menuntut pencabutan penghargaan yang dianugerahkan kepada Pramoedya. Tetapi beberapa hari kemudian, Taufik Ismail sebagai pemrakarsa, meralat pemberitaan itu. Katanya, bukan menuntut 'pencabutan', tetapi mengingatkan 'siapa Pramoedya itu'. Katanya, banyak orang tidak mengetahui 'reputasi gelap' Pram dulu. Dan pemberian penghargaan Magsaysay dikatakan sebagai suatu kecerobohan. Tetapi di pihak lain, Mochtar Lubis malah mengancam mengembalikan hadiah Magsaysay yang dianugerahkan padanya di tahun 1958, jika Pram tetap akan dianugerahkan hadiah yang sama.

Biografi Pramoedya Ananta Toer
Lubis juga mengatakan, HB Jassin pun akan mengembalikan hadiah Magsaysay yang pernah diterimanya. Tetapi, ternyata dalam pemberitaan berikutnya, HB Jassin malah mengatakan yang lain sama sekali dari pernyataan Mochtar Lubis. Dalam berbagai opini-opininya di media, para penandatangan petisi 26 ini merasa sebagai korban dari keadaan pra-1965. Dan mereka menuntut pertanggungan jawab Pram, untuk mengakui dan meminta maaf akan segala peran 'tidak terpuji' pada 'masa paling gelap bagi kreativitas' pada zaman Demokrasi Terpimpin. Pram, kata Mochtar Lubis, memimpin penindasan sesama seniman yang tak sepaham dengannya.

Sementara Pramoedya sendiri menilai segala tulisan dan pidatonya pada masa pra-1965 itu tidak lebih dari 'golongan polemik biasa' yang boleh diikuti siapa saja. Dia menyangkal terlibat dalam pelbagai aksi yang 'kelewat jauh'. Dia juga merasa difitnah, ketika dituduh ikut membakar buku segala. Bahkan dia menyarankan agar perkaranya dibawa ke pengadilan saja jika memang materi cukup. Kalau tidak cukup, bawa ke forum terbuka, katanya, tetapi dengan ketentuan saya boleh menjawab dan membela diri, tambahnya. Semenjak Orde Baru berkuasa, Pramoedya tidak pernah mendapat kebebasan menyuarakan suaranya sendiri, dan telah beberapa kali dirinya diserang dan dikeroyok secara terbuka di koran. Tetapi dalam pemaparan pelukis Joko Pekik, yang juga pernah menjadi tahanan di Pulau Buru, ia menyebut Pramoedya sebagai 'juru-tulis'. Pekerjaan juru-tulis yang dimaksud oleh Joko Pekik adalah Pramoedya mendapat 'pekerjaan' dari petugas Pulau Buru sebagai tukang ketiknya mereka.

Bahkan menurut Joko Pekik, nasib Pramoedya lebih baik dari umumnya tahanan yang ada. Statusnya sebagai tokoh seniman yang oleh media disebar-luaskan secara internasional, menjadikan dia hidup dengan fasilitas yang lumayan - apalagi kalau ada tamu dari 'luar' yang datang pasti Pramoedya akan menjadi 'bintangnya'. Pramoedya telah menulis banyak kolom dan artikel pendek yang mengkritik pemerintahan Indonesia terkini. Ia menulis buku Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer, dokumentasi yang ditulis dalam gaya menyedihkan para wanita Jawa yang dipaksa menjadi wanita penghibur selama masa pendudukan Jepang. Semuanya dibawa ke Pulau Buru di mana mereka mengalami kekerasan seksual, mengakhiri tinggal di sana daripada kembali ke Jawa. Pramoedya membuat perkenalannya saat ia sendiri merupakan tahanan politik di Pulau Buru selama masa 1970-an. Banyak dari tulisannya menyentuh tema interaksi antarbudaya; antara Belanda, kerajaan Jawa, orang Jawa secara umum,
dan Tionghoa. Banyak dari tulisannya juga semi-otobiografi, di mana ia menggambar pengalamannya sendiri. Ia terus aktif sebagai penulis dan kolumnis. Ia memperoleh Ramon Magsaysay Award untuk Jurnalisme, Sastra, dan Seni Komunikasi Kreatif 1995. Ia juga telah dipertimbangkan untuk Hadiah Nobel Sastra. Ia juga memenangkan Hadiah Budaya Asia Fukuoka XI 2000 dan pada 2004 Norwegian Authors' Union Award untuk sumbangannya pada sastra dunia. Ia menyelesaikan perjalanan ke Amerika Utara pada 1999 dan memperoleh penghargaan dari Universitas Michigan.

Kisah asmara Pram juga tidak lepas dari pengaruh realitas kemiskinan yang bahkan masih jamak menghinggapi kehidupan para penulis dan seniman masa kini. Perkawinan pertamanya berakhir dengan perceraian dan diusirnya Pram dari rumah mertuanya karena hasil yang ia peroleh dari menulis yang belum menentu tak dapat menafkahi keluarganya. Sementara ia masih hidup tak menentu, suatu hari, meski tak memiliki uang sepeser pun, ia mengunjungi sebuah pameran buku pertama di Indonesia dan melihat salah seorang wanita penjaga stan yang menarik perhatiannya. Ia pun nekad datang dan berkenalan dengan wanita yang ternyata bernama Maemunah tersebut. Setiap hari ia berlama-lama menemani Maemunah duduk di stan itu layaknya seorang penjaga. Bahkan sampai ketika Presiden Soekarno juga mengunjungi dan melihat gadisnya tersebut, dengan bercanda ia gambarkan adegan itu sebagai "buaya kedahuluan buaya." Keteguhan dan pendekatannya pun membawa hasil, Maemunah terbukti adalah istri yang selalu tetap setia mendampinginya dalam segala suka duka mereka sampai sekarang.

Biografi Pramoedya Ananta Toer
Sampai akhir hayatnya ia aktif menulis, walaupun kesehatannya telah menurun akibat usianya yang lanjut dan kegemarannya merokok. Pada 12 Januari 2006, ia dikabarkan telah dua minggu terbaring sakit di rumahnya di Bojong Gede, Bogor, dan dirawat di rumah sakit. Menurut laporan, Pramoedya menderita diabetes, sesak napas dan jantungnya melemah. Pada 6 Februari 2006 di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, diadakan pameran khusus tentang sampul buku dari karya Pramoedya. Pameran ini sekaligus hadiah ulang tahun ke-81 untuk Pramoedya. Pameran bertajuk Pram, Buku dan Angkatan Muda menghadirkan sampul-sampul buku yang pernah diterbitkan di mancanegara. Ada sekitar 200 buku yang pernah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia.

Biografi Pramoedya Ananta ToerPada 27 April 2006, Pram sempat tak sadar diri. Pihak keluarga akhirnya memutuskan membawa dia ke RS Sint Carolus hari itu juga. Pram didiagnosis menderita radang paru-paru, penyakit yang selama ini tidak pernah menjangkitinya, ditambah komplikasi ginjal, jantung, dan diabetes. Pram hanya bertahan tiga hari di rumah sakit. Setelah sadar, dia kembali meminta pulang. Meski permintaan itu tidak direstui dokter, Pram bersikeras ingin pulang. Sabtu 29 April, sekitar pukul 19.00, begitu sampai di rumahnya, kondisinya jauh lebih baik. Meski masih kritis, Pram sudah bisa memiringkan badannya dan menggerak-gerakkan tangannya. Kondisinya sempat memburuk lagi pada pukul 20.00. Pram masih dapat tersenyum dan mengepalkan tangan ketika sastrawan Eka Budianta menjenguknya. Pram juga tertawa saat dibisiki para penggemar yang menjenguknya bahwa Soeharto masih hidup. Kondisi Pram memang sempat membaik, lalu kritis lagi. Pram kemudian sempat mencopot selang infus dan menyatakan bahwa dirinya sudah sembuh. Dia lantas meminta disuapi havermut dan meminta rokok. Tapi, tentu saja permintaan tersebut tidak diluluskan keluarga. Mereka hanya menempelkan batang rokok di mulut Pram tanpa menyulutnya. Kondisi tersebut bertahan hingga pukul 22.00.

Setelah itu, beberapa kali dia kembali mengalami masa kritis. Pihak keluarga pun memutuskan menggelar tahlilan untuk mendoakan Pram. Pasang surut kondisi Pram tersebut terus berlangsung hingga pukul 02.00. Saat itu, dia menyatakan agar Tuhan segera menjemputnya. "Dorong saja saya," ujarnya. Namun, teman-teman dan kerabat yang menjaga Pram tak lelah memberi semangat hidup. Rumah Pram yang asri tidak hanya dipenuhi anak, cucu, dan cicitnya. Tapi, teman-teman hingga para penggemarnya ikut menunggui Pram. Kabar meninggalnya Pram sempat tersiar sejak pukul 03.00. Tetangga-tetangga sudah menerima kabar duka tersebut. Namun, pukul 05.00, mereka kembali mendengar bahwa Pram masih hidup. Terakhir, ketika ajal menjemput, Pram sempat mengerang, "Akhiri saja saya. Bakar saya sekarang," katanya.

Biografi Pramoedya Ananta Toer
Pada 30 April 2006 pukul 08.55 Pramoedya wafat dalam usia 81 tahun. Ratusan pelayat tampak memenuhi rumah dan pekarangan Pram di Jalan Multikarya II No 26, Utan Kayu, Jakarta Timur. Pelayat yang hadir antara lain Sitor Situmorang, Erry Riyana Hardjapamekas, Nurul Arifin dan suami, Usman Hamid, Putu Wijaya, Goenawan Mohamad, Gus Solah, Ratna Sarumpaet, Budiman Sujatmiko, serta puluhan aktivis, sastrawan, dan cendekiawan. Hadir juga Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. Terlihat sejumlah karangan bunga tanda duka, antara lain dari KontraS, Wapres Jusuf Kalla, artis Happy Salma, pengurus DPD PDI Perjuangan, Dewan Kesenian Jakarta, dan lain-lain. Teman-teman Pram yang pernah ditahan di Pulau Buru juga hadir melayat. Temasuk para anak muda fans Pram. Jenazah dimandikan pukul 12.30 WIB, lalu disalatkan. Setelah itu, dibawa keluar rumah untuk dimasukkan ke ambulans yang membawa Pram ke TPU Karet Bivak. Terdengar lagu Internationale dan Darah Juang dinyanyikan di antara pelayat.

Penghargaan
  • Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS, 1988
  • Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, AS, 1989
  • Wertheim Award, "for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people", dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda, 1995
  • Ramon Magsaysay Award, "for Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people", dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995
  • UNESCO Madanjeet Singh Prize, "in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violence" dari UNESCO, Perancis, 1996
  • Doctor of Humane Letters, "in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedom" dari Universitas Michigan, Madison, AS, 1999
  • Chancellor's distinguished Honor Award, "for his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understanding", dari Universitas California, Berkeley, AS, 1999
  • Chevalier de l'Ordre des Arts et des Letters, dari Le Ministre de la Culture et de la Communication Republique, Paris, Perancis, 1999
  • New York Foundation for the Arts Award, New York, AS, 2000
  • Fukuoka Cultural Grand Prize (Hadiah Budaya Asia Fukuoka), Jepang, 2000
  • The Norwegian Authors Union, 2004
  • Centenario Pablo Neruda, Chili, 2004
Lain-lain
  • Anggota Nederland Center, ketika masih di Pulau Buru, 1978
  • Anggota kehormatan seumur hidup dari International PEN Australia Center, 1982
  • Anggota kehormatan PEN Center, Swedia, 1982
  • Anggota kehormatan PEN American Center, AS, 1987
  • Deutschsweizeriches PEN member, Zentrum, Swiss, 1988
  • International PEN English Center Award, Inggris, 1992
  • International PEN Award Association of Writers Zentrum Deutschland, Jerman, 1999
Referensi :


10 CONTOH TEKS HORTATORY EXPOSITION

Examples of Hortatory Exposition Text :
1.The Importance of Speaking English 
English nowadays has an important role in our daily life. It is the massive means of communication. Is there a strong argument which says that English will not give any benefit? 
Learning to speak English well may be the best way to improve our life. It seems all the people in the world have agreed to use English to talk to each other. About 1,500,000,000 people in the world speak English. While another 1,000,000,000 are still learning English.
If we can communicate in English, we can contact people from all over the world. We can talk about our ideas and opinions on Internet discussion groups. We can chat with other interesting people to learn about their life and culture.
If we can communicate in English, we can travel more easily. English is spoken in more than 100 countries. If we lost, we can ask directions or ask for help. Who knows, English will save our life somewhere someday.
That is why we should make every effort possible to find somebody to speak with. Where can we find people who can speak English with us? We can find them at school, shopping mall, tourist destination, etc
Above all, don't be afraid to speak English. We must try to speak, even if we make mistakes. We cannot learn without mistakes. So, speak English as much as possible! 
2.Television for Social Construction 
Television is today a part of daily life. It is not only a source of entertainment but also news and information. television is also a valuable tool for science, education and industry
What makes television even more interesting is that action is accompanied by sound, so that we can see as well as hear what on the television. Today we can stay at home and enjoy entertainment that once could be seen only in cinema, theaters and sport arenas. Television enables to meet important people. It can bring important guests and important scene to receivers who are located anywhere.
Television has a great influence on our idea about what is right and what is wrong. It influences the way which we should behave. Television has close related to our life in general. Some times the value and life style we get from television are in conflict with those that we get at home and school. 
Critics point out that crime and TV show often appeal to taste for violence, while many games and quizzes appeal to greedy. it is important to suggest that television should be used for socially constructive purpose for the shake of better life. 
3.Online Job 
Online jobs are selected in part-time employment for many, and some have taken more seriously. A growing number of people are willing to take a job online. Working online has its advantages if we manage efectively. Why not?
It offers flexibility and convenience that no other job can give. We can work from home with minimal investment and get a good income. The idea of adding weight to our pocket and makes life easier and comfortable is the most reassuring.
The reason behind this great opportunity is that every day there are new companies to join. Every day and every minute men are seeking information aboute verything under the sky of the Internet.
As we know, the Internet is the answer to every question, web sites need to update each section and also add reports on developments that have recently joined. Therefore, it is an expansive space for articles.
There are a number of jobs we can work online. Some of them which strongly recommeded are writing, marketing, stock trading, and online education. However we should be very careful because scamming opportunities are always there. 
4.Gesang Should hold a National Hero Status 
"Those who don't learn from history are condemned to repeat it" and "A great nation is one which fully appreciates its heroes." say popular English aphorism and national adage. Then, proposing an important person who has taken a role in our nation history is important. I think Gesang should be a national hero.
Who have never heard Bengawan Solo song? I doubt it if there is. This keroncong song has been a part of national voices. Gesang is a senior composer whose songs gained fame all the way to Japan. He has received a number of awards in art and everyone will admit that his art talent was dedicated to this nation.
Government has declared the other great composer; WR. Suratman and Ismail Marzuki as national Heroes. Gesang might not be compared to others, but in my opinion, Gesang is as great as them. All of them are maestros. Due to his keroncong music maestro, Gesang has taken a role in building our national identity.
It is obvious that government should name Gesang National Hero. We should not delay and wait for, in case, our neighbor countries or other international communities go a head to recognize him and grant an award for what he deserves. 
5.Tourism Benefit on Local People 
What is the benefit of tourism for local people? Well, Tourism is now a huge contributor to the economies of most countries. Tourism industries can bring money, job vacancy and advancement especially to developing regions. However, this money often goes into the pockets of foreign investors, and only rarely benefits for local people.
Tourism industries will not give much benefit for local people if, for example, multinational hotel chains don't care about the surrounding nature when they build new hotels. This can cause many social, cultural and geographical problems. Some local people may get job and money from that International hotel chain. However in case of missing that opportunity, some of them still have their own environment.
Moreover, some facts show that tourists tend to go, visit and spend their money in restaurants, bars and even luxury hotels of that multinational chains. They less go to such places; restaurant, bar, hotel, shop which are owned by local people. This can prevent the local people's business from becoming even larger.
Most important thing, tours or excursions of tourism have little effect on nature. Even it can disrupt or destroy ecosystems and environments, and if it does, the local people will get the risk.
So the local government policies should be put in place to ensure that tourism will make the benefit spreading widely. The policies should guarantee that tourism will not cause any harm to any local people or places. 
6.Removing Lead From Patrol 
In all the discussion over the removal of lead from petrol (and the atmosphere) there doesn't seem to have been any mention of the difference between driving in the city and the country.
While I realize my leaded petrol car is polluting the air wherever I drive, I feel that when you travel through the country, where you only see the another car every five to ten minutes, the problem is not as severe as when traffic is concentrated on city roads.
Those who want to penalize older, leaded petrol vehicles and their owners don't seem to appreciate that, in the country, there is no public transport to fall back upon and one's own vehicle is the only way to get about.
I feel that the country people, who often have to travel huge distances to the nearest town and who already spend a great deal of money on petrol, should be treated differently to the people who live in the city. 
7.Learning English through music and songs is Fun 
Learning English through music and songs can be very enjoyable. You can mix pleasure with learning when you listen to a song and exploit the song as a means to your English progress. Some underlying reason can be drawn to support the idea why we use songs in language learning. 
Firstly, “the song stuck in my head” Phenomenon (the echoing in our minds of the last song we heard after leaving a restaurant, shopping malls, etc) can be both enjoyable and sometimes unnerving. This phenomenon also seems to reinforce the idea that songs work on our short-and-long term memory. 
Secondly, songs in general also use simple conversational language, with a lot of repetition, which is just what many learners look for sample text. The fact that they are effective makes them many times more motivating than other text. Although usually simple, some songs can be quite complex syntactically, lexically and poetically, and can be analyzed in the same way as any other literary sample. 
Furthermore, song can be appropriated by listener for their own purpose. Most pop songs and probably many other types don’t have precise people, place or time reference. 
In addition, songs are relaxing. They provide variety and fun, and encourage harmony within oneself and within one group. Little wonder they are important tools in sustaining culture, religion, patriotism and yeas, even revolution. 
Last but not least, there are many learning activities we can do with songs such as studying grammar, practicing selective listening comprehension, translating songs, learning vocabulary, spelling and culture. 
From the elaboration above, it can be concluded that learning through music and songs, learning English can be enjoyable and fun. 
8.Example in daily writing 
Dear friend, 
Are you tired of the daily grind? Sick of working all hours of the day for litle reward? Tired of having enough money to really enjoy yourself? Well, now there is a way out. 
We can show the way to give up work. Sit back and make millions for yourself and your loved ones on property market. 
Albert Smith felt just like you untill he read our leaflet. Now he drives a sport car arround the South of France and his wife has one of her own too. 
9.More Dust Bins Is leaner 
Dear friend, 
Are you tired of the daily grind? Sick of working all hours of the day for litle reward? Tired of having enough money to really enjoy yourself? Well, now there is a way out. 
We can show the way to give up work. Sit back and make millions for yourself and your loved ones on property market. 
Albert Smith felt just like you untill he read our leaflet. Now he drives a sport car arround the South of France and his wife has one of her own too. 
10.Television for Social Construction 
Television is today a part of daily life. It is not only a source of entertainment but also news and information. television is also a valuable tool for science, education and industry 
What makes television even more interesting is that action is accompanied by sound, so that we can see as well as hear what on the television. Today we can stay at home and enjoy entertainment that once could be seen only in cinema, theaters and sport arenas. Television enables to meet important people. It can bring important guests and important scene to receivers who are located anywhere. 
Television has a great influence on our idea about what is right and what is wrong. It influences the way which we should behave. 
Television has close related to our life in general. Some times the value and life style we get from television are in conflict with those that we get at home and school. 
Critics point out that crime and TV show often appeal to taste for violence, while many games and quizzes appeal to greedy. it is important to suggest that television should be used for socially constructive purpose for the shake of better life.

contoh sengketa internasional



                           TUGAS PKN
CONTOH SENGKETA INTERNASIONAL


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7LiYO_uR5l0TA3sY99fBu59k9FmJ0EVD13kw-NT9jfvGTxAevMMykQRN9Zyg8K3atEQM-Z9mtB76TUp4Sm8PNRQzUf5Vgny5_kf56LENPOKL81r-0UjxJyh_HugXho4aGALvwVY3IDFxM/s220/smanik.jpg 



Disusun Oleh:
Bagus Noviansyah


SMA NEGERI 1 KUTASARI
TAHUN AJARAN 2012/2013

1.Nama Negara yang bersengketa : Irak dan Kuwait
• Penyebabnya :
Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki.
• Cara Penyelesaian :
Dewan Keamanan PBB mengambil hak veto. Israel diminta Amerika Serikat untuk tidak mengambil serangan balasan atas Irak untuk menghindari berbaliknya kekuatan militer Negara Negara Arab yang dikhawatirkan akan mengubah jalannya peperangan. Pada tanggal 27 Februari 1991 pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait dan Presiden Bush menyatakan perang selesai.
• Solusi menurut saya :
Sebaiknya negara – negara di dunia tidak ada yang saling iri karena keunggulan di setiap negara itu berbeda – beda. Ada yang unggul di bidang pertanian, ada yang unggul di bidang pertambangan, dan sebagainya. Seharusnya harus saling berkerja sama melengkapi satu sama lain. Jangan saling iri yang akhirnya juga rugi karena muncul perang dan orang yang tidak berdosa menjadi terbunuh. Jadi, intinya kita harus saling berkerja sama agar hidup menjadi damai.

2.Sengketa internasional antara Indonesia dan timor leste.
Klaim wilayah Indonesia, ternyata bukan hanya dilakukan oleh Malaysia, tetapi juga oleh Timor Leste, negara yang baru berdiri sejak lepas dari Negara KesatuanRepublik Indonesia pada tahun 1999. Klaim wilayah Indonesia ini dilakukan oleh sebagian warga Timor Leste tepatnya di perbatasan wilayah Timor Leste dengan wilayah Indonesia, yaitu perbatasan antara Kabupaten Timor Tengah Utara (RI) dengan Timor Leste.
Penyelesaian sengketa
Permasalahan perbatasan antara RI dan Timor Leste itu kini sedang dalam rencana untuk dikoordinasikan antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Timor Leste dan kemungkinan akan dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendapatkan penyelesaian.Masalah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste, khususnya di lima titik yang hingga kini belum diselesaikan akan dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Lima titik tersebut adalah Imbate, Sumkaem, Haumeniana, Nimlat, dan Tubu Banat, yang memiliki luas 1.301 hektare (ha) dan sedang dikuasai warga Timor Leste. Tiga titik diantaranya terdapat di perbatasan Kabupaten Belu dan dua di perbatasan Timor Leste dengan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).Berlarutnya penyelesaian lima titik di perbatasan tersebut mengakibatkan penetapan batas laut kedua negara belum bisa dilakukan. Di lima titik tersebut, ada dua hal yang belum disepakati warga dari kedua negara yakni:
Penetapan batas apakah mengikuti alur sungai terdalam, dan persoalan pembagian tanah.
Semula, pemerintah Indonesia dan Timor Leste sepakat batas kedua negara adalah alur sungai terdalam, tetapi tidak disepakati warga, karena alur sungai selalu berubah-ubahSelain itu, ternak milik warga di perbatasan tersebut minum air di sungai yang berada di tapal batas kedua negara.
Jika sapi melewati batas sungai terdalam, warga tidak bisa menghalaunya kembali, karena melanggar batas negara.warga kedua negara yang bermukim di perbatasan harus rela membagi tanah ulayat mereka, karena menyangkut persoalan batas negara

3.Sengketa Internasional Antara Jepang Dan Korea.
Perebutan kepemilikan Pulau Daioyu/Senkaku antara China-Jepang telah berlangsung sejak tahun 1969. Sengketa ini diawali ketika ECAFE menyatakan bahwa diperairan sekitar Pulau Daioyu/Senkaku terkandung hidrokarbon dalam jumlah besar. Kemudian pada tahun 1970, Jepang dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian pengembalian Okinawa, termasuk pulau Daioyu/Senkaku kepada Jepang. Hal inilah yang kemudian diprotes China, karena China merasa bahwa pulau tersebut adalah miliknya.Sengketa ini semakin berkembang pada tahun 1978, ketika Jepang membangun mercusuar di Pulau Daioyu untuk melegitimasi pulau tersebut.
Ketegangan ini berlanjut ketika Jepang mengusir kapal Taiwan dari perairan Daioyu. Meskipun protes yang terus menerus dari China maupun Taiwan, namun tahun 1990an Jepang kembali memperbaiki mercusuar yang telah dibangun oleh kelompok kanan Jepang di Daiyou. Secara resmi
Penyelesaian sengketa.
China memprotes tindakan Jepang atas Pulau tersebut.
Sampai saat ini permasalahan ini belum dapat diselesaikan. Kedua negara telah mengadakan pertemuan untuk membicarakan dan menyelesaikan sengketa. Namun dari beberapa kali pertemuan yang telah dilakukan belum ada penyelesaian, karena kedua negara bersikeras bahwa pulau tersebut merupakan bagian kedaulatan dari negara mereka, akibat overlapping antara ZEE Jepang dan landas kontinen China. Hal inilah yang belum terjawab oleh Hukum laut 1982. Meskipun saat ini banyak yang menggunakan pendekatan median/equidistance line untuk pembagian wilayah yang saling tumpang tindih, namun belum dapat menyelesaikan perebutan antara kedua negara, karena adanya perbedaan interpretasi terhadap definisi equidistance line.
Alternatif lain juga telah ditawarkan untuk penyelesaian konflik, yaitu melalui pengelolaan bersama (JDA, Joint Development Agreement). Sebenarnya dengan pengelolaan bersama tidak hanya akan menyelesaikan sengketa perbatasan laut kedua negara, tetapi memiliki unsur politis. Hal ini akan memperbaiki hubungan China-Jepang, karena menyangkut kepentingan kedua negara, sehingga kedua negara harus selalu menjaga hubungan baik agar kesepakatan dapat berjalan dengan baik. Namun sayangnya tawaran ini ditolak China, padahal sebenarnya kesepakatan ini dapat digunakan untuk membangun masa depan yang cerah bersama Jepang.Melihat sulitnya dicapai kesepakatan China-Jepang, alternatif penyelesaian akhir yang harus ditempuh adalah melalui Mahkamah Internasional. Namun penyelesaian tersebut cukup beresiko, karena hasilnya akan take all or nothing.

Pemerintah Filipina siap membawa sengketa perebutan wilayah Sabah antara pemerintah Malaysia dan Kesultanan Sulu Filipina ke Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ). Hal ini diputuskan setelah Manila menganalisa konflik dan latar belakangnya.

Juru bicara presiden Filipina Benigno Aquino III, Edwin Lacierda menyatakan, Presiden Aquino telah menugaskan Sekretaris Negara Paquito Ochoa Jr, Menteri Luar Negeri Albert del Rosario, Menteri Hukum Leila de Lima untuk mempelajari sengketa Sabah.

"Bila mereka menemukan dasar yang kuat atas klaim Sulu ke Sabah, maka kami akan bawa masalah ini ke Mahkamah Internasional. Kami akan meminta bantuan pengacara untuk mengurus kasus ini," kata Lacierda, seperti dilansir Philstar, Rabu (20/3/2013).

Menurut dia, upaya membawa 'perebutan Sabah' ke Pengadilan Internasional merupakan langkah untuk mendapatkan 'win-win solution' atau solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Ini juga salah satu cara untuk meredam konflik dan membuat Sultan Sulu Jamalul Kiram III menghentikan pengiriman pasukan ke Sabah.

"Lalu bagaimana solusinya? Itu semua ada di tangan mereka, pihak Malaysia dan Sulu. Kami hanya ingin mendamaikan. Kami tidak tahu apa yang ada di pikiran mereka," kata Lacierda.

Pemerintah Filipina, sambung Lacierda, selalu berusaha mengimbau kedua belah pihak untuk berdamai. "Kami selalu menyerukan untuk meletakkan senjata dan mari kita berdialog. Tapi ini sudah kelewatan. Pertumpahan darah telah terlanjur terjadi," ujar Lacierda.

Sekretaris Kabinet Presiden Filipina Benigno Aquino III, Jose Rene Almendras menyatakan, pemerintah Filipina serius untuk menyelesaikan sengketa Sabah. Manila tidak akan menyerah tuntaskan permasalahan.

"Kami selalu mengikuti perkembangan dan mencoba mendalami masalah ini," ujar Almendras.

Pemerintah Filipina, sambung dia, tengah mempersiapkan langkah hukum bagaimana mengatasi konflik Sabah ke Mahkamah Internasional. Namun belum memanggil pengacara. (Riz)


6.Malaysia kalah oleh Singapura dalam sengketa pulau
Ini ada berita mengenai kekalahan Malaysia oleh Singapura di Mahkamah Internasional dalam memperebutkan pulau yang terletak 65 km dari Singapura dan hanya 10 km dari Malaysia.
Sekedar info bagi yang belum membacanya, dan juga bagi rekan yang menyukai berita sejenis ini.

Sabtu, 24 Mei 2008 | 15:11 WIB

KUALA LUMPUR, SABTU - Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi minta warga Malaysia tenang dalam menyikapi putusan mahkamah internasional yang memberikan hak sebuah pulau sengketa kepada tetangganya, Singapura.

"Setiap diskusi yang diadakan atau tindakan yang diambil harus dilakukan dengan cara damai dan kesepahaman kedua pihak," kata Badawi seperti dikutip harian The Star, Sabtu (24/5).

Badawi mengatakan ia berencana bertemu dengan sultan Johor untuk menjelaskan putusan itu. "Akan ada orang-orang emosional, khususnya di Johor," kata Badawi.

Mahkamah Internasional, Jumat (23/5), mengesahkan kepemilikan Singapura atas sebuah pulau seluas 0,8 hektar yang terletak di ujung selatan Semenajung Malaysia. Pulau itu dianggap sangat strategis sehingga di situ ditempatkan sebuah mercu suar.

Pulau yang terletak di pintu masuk selat Singapura itu dikenal di hampir semua peta sebagai Pulau Pedra Branca. Namun oleh Malaysia dinamai Pulau Batu Puteh. Pulau itu terletak 65 km dari Singapura dan hanya 10 km dari Malaysia.

Kedua bekas koloni Inggris itu bersatu pada 1963, tetapi bercerai dua tahun kemudian setelah terlibat perselisihan politik yang sengit. Sampai sekarang pun hubungan Malaysia - Singapura tidak terlalu stabil.

Dalam perebutan pulau itu, Malaysia hanya mendapat pulau yang lebih kecil, tidak berpenduduk dan penuh batu. Sedangkan untuk pulau ketiga yang disengketakan, harus diselesaikan kedua negara itu sendiri.

Sengketa itu meletus setelah Malaysia menerbitkan sebuah peta pada 1979 yang memasukkan pulau bermercu suar itu ke dalam wilayahnya untuk kali pertama dalam sejarah modern. Lalu pada 2003, kedua negara sepakat menyelesaikan masalah itu lewat Mahkamah Internasional.

Putusan pengadilan itu didasarkan kenyataan bahwa Singapura telah berdaulat sejak mercu suar itu beroperasi pada 1851, tanpa secuil pun protes dari Malaysia sampai 30 tahun lalu. Mercu suar itu pun dioperasikan oleh Singapura.


7.sengketa India-Pakistan di Wilayah Kashmir

Kashmir, wilayah sengketa yang terletak di kaki Pegunungan Himalaya, berada di bawah pemerintahan tiga negara. Masyarakat Jammu-Kas­hmir masuk wilayah India, sedangkan warga Jammu-Ladakh dan Kashmir-Pakistan masing-masing dikuasai Tiongkok dan Pakistan. Di antara ketiganya, hanya Jammu-Kashmir yang bergolak dan menuntut merdeka. Sejak 1989, Jammu-Kashmir berusaha melepaskan diri dari India. Namun perjuangan mereka untuk melepaskan diri dari India belum berhasil. Malah
Sengketa Kashmir muncul saat India dan Pakistan ikut campur. Secara geografis, Kashmir seharusnya masuk wilayah Pakistan. Tapi, konspirasi jahat para pemimpin India dan sejumlah tokoh Kashmir sukses meng­hentikan deklarasi wilayah ini sebagai bagian dari Pakistan. India dan Pakistan, masing-masing, menguasai sebagian wilayah di Himalaya itu tapi mengklaimnya secara keseluruhan. Percekcokan tersebut telah membuat hubungan antara kedua negara bertetangga itu tegang selama hampir enam dasawarsa dan menyulut dua dari tiga perang mereka sejak 1947. Militer India dan Pakistan telah menjaga pelaksanaan gencatan senjata di sepanjang Jalur Pemantauan (LoC), yang dijaga oleh paling banyak personil militer, di Kashmir sejak November 2003.
Dalam beberapa pertemuan, India menolak usul Pakistan seperti pemberian kemerdekaan kepada Kashmir atau pemantauan bersama wilayah Himalaya tersebut, atau demiliterisasi Kashmir dan penempatan beberapa bagian ke dalam mandat PBB. Hal inilah yang cenderung menghambat proses penyelesaian sengketa di wilayah tersebut. Pada Januari 2006 lalu kedua negara mengadakan pertemuan dan menghasilkan beberapa resolusi untuk penyelesaian sengketa diantara kedua negara ini, namun tampaknya hal itu masih jauh daru yang diharapkan.
India menyatakan Pakistan belum memenuhi janji guna menghentikan aksi kekerasan oleh gerilyawan Muslim yang berpangkalan di wilayah yang dikuasai Pakistan dan memerangi kekuasaan New Delhi di Kashmir.
Lebih dari 40.000 orang telah tewas sejak aksi separatis meletus di Kashmir India pada 1989. Islamabad menyatakan telah menindak kelompok garis keras dan telah meminta New Delhi mengurangi jumlah tentara di Kashmir.
Langkah-langkah penyelesaian konflik Pakistan-India
Selama ini konflik tersebut tak juga selesai tidak lain karena adanya saling ketidakpercayaan diantara kedua negara. Pos perbatasan yang dibuat di sepanjang wilayah perbatasan juga menjadi penyebab mengapa penyelesaian sengketa ini selalu berakhir dengan perang terbuka dan menelan korban. Hal ini harus terus dimonitoring dengan mendorong adanya pertemuan berkala antara pemimipin militer kedua negara.
Pakistan juga selalu mengusulkan pembicaraan tingkat ahli guna mencegah kejadian di laut dan mendesak langkah pada akhirnya guna membuat Asia Selatan daerah bebas rudal balistik. Semua usul tersebut diperkirakan dibahas secara singkat Rabu, sebelum dibawa ke berbagai forum yang dibentuk berdasarkan apa yang disebut Dialog Gabungan antara kedua negara bertetangga itu.
Salah satu hal yang perlu ditindak lanjuti adalah pembahasan guna meningkatkan kontak antara rakyat Kashmir yang terpecah. Misalnya semua itu meliputi layanan bus yang diusulkan antara Poonch di Kashmir India dan Rawalakot di daerah Pakistan dan layanan truk antara ibukota Kashmir India, Srinagar, dan Muzaffarabad di Kashmir Pakistan. Layanan bus antara Srinagar dan Muzaffarabad dimulai April lalu, setelah hampir 60 tahun, dalam apa yang dipandang sebagai hasil nyata pertama proses perdamaian. Pembukaan lebih banyak tempat bagi rakyat Kashmir agar mereka bisa saling bertemu dan pemberian izin kepada peziarah untuk menyeberangi perbatasan sengketa juga siap dibahas. “terorisme” atau kekerasan oleh kelompok garis keras merupakan satu masalah yang harus dibahas.

8.Cina dan Korea Selatan Rundingkan Sengketa Korea Utara

Beijing : Presiden Cina Hu Jintao menyambut kedatangan Presiden Korea Selatan Roh Moo Hyun untuk membicarakan sikap kedua negara terhadap konflik Korea Utara. Tema utama pertemuan di Beijing ini adalah mengenai dampak uji coba atom Korea Utara terhadap situasi keamanan di wilayah tersebut. Cina dan Korea Selatan mewakili posisi yang menuntut agar sanksi yang diberikan kepada Korea Utara tidak sekeras yang diinginkan Amerika Serikat. Menurut salah seorang anggota delegasi Korea Selatan, reaksi yang emosional dan berlebihan adalah langkah yang salah.

9.Jepang protes China terkait pulau sengketa

Tokyo (ANTARA News) - Tokyo memanggil utusan China pada hari Selasa sebagai bentuk protes terhadap Beijing karena mengirimkan kapalnya memasuki kepulauan yang diklaim sebagai milik Jepang.

"Kementerian luar negeri telah memanggil duta besar China terkait kapal yang memasuki kawasan kepulauan Senkaku," kata sumber kementerian luar negeri merujuk pada klaim pulau yang memiliki sebutan Diaoyus versi Beijing.

Langkah itu diambil setelah China menempatkan kapalnya dalam jangka waktu lama di pulau sengketa. Konflik kedua negara mengancam perekonomian dua negara perekonomian teerbesar Asia itu.

Dua kapal patroli tersebut tiba pada pukul 9.30 waktu setempat (8.30 WIB) dan tinggal selama 14 jam, kata penjaga pantai Jepang.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga dalam jumpa persnya mengatakan bahwa tindakan China itu tidak bisa diterima.

Dia mengatakan telah memanggil Duta Besar China Cheng Yonghua sebagai aksi protes.

Kapal China berulang kali berkeliaran di perairan kepulauan sengketa. Pengamat menilainya sebagai upaya Beijing menormalkan kawasan yang tidak dijaga Tokyo.

Pesawat tempur China juga pernah memasuki kawasan udara Diaoyus atau Senkaku yang direspon dengan pengusiran oleh jet tempur Jepang.

Dalam beberapa pekan terakhir kedua negara kerap mengerahkan armada militernya meski tidak terjadi pertempuran.

Namun para pakar menilai konfrontasi kedua negara yang meningkat dapat memicu konflik bersenjata.

Pada Sabtu, Perdana Menteri Shinzo Abe mengunjungi Okinawa menjanjikan akan membela Jepang dari provokasi beberapa saat setelah dia resmi memimpin.

Abe meningkatkan anggaran militer Jepang sekaligus menjadi angka tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Sebagian besar anggaran dialokasikan untuk pertahanan wilayah di sepanjang Laut China Timur.

"Provokasi terus mendera Jepang baik tanah, air dan udara yang menjadi kedaulatan kita," kata Abe di hadapan tentara di kota Naha.

Jepang telah memperbaharui armada tempurnya dengan membentuk unit khusus dalam rentang tiga tahun dengan 10 kapal patroli, dua helikopter pengangkut dan 600 tentara yang berpatroli di perbatasan sepanjang Laut China Timur.

Abe telah melakukan perombakan pemerintahan dan melakukan penguatan diplomatik dengan negara lain.

Saat menjelang pemilu Desember dia menyerukan penguatan politik Jepang.

Setelah berkuasa, dia mengunjungi tiga negara di Asia Tenggara untuk memperkuat hubungan dengan negara di kawasan itu.
(A061)

10.Pulau Wisata Jadi Sengketa China dan Vietnam

Beijing - Kepulauan wisata Paracel jadi sengketa antara China dan Vietnam selama lebih dari 20 tahun. Kepulauan ini berada di Laut Cina Selatan dengan karang cantik serta perairan jernih. Tak peduli sengketa, China tetap mendatangkan wisatawan ke sana.

Meski sengketa kepemilikan masih menghinggapi Kepulauan Paracel, namun China membuka pintu bagi turis untuk mengunjungi kepulauan tersebut. Letaknya berada di Laut Cina Selatan dan terdiri dari kumpulan karang dan pulau kecil yang cantik. Langkah China ini diduga untuk membuat jengkel Vietnam, negara yang mengklaim memiliki kepulauan tersebut.

Kapal pesiar berkapasitas 1.965 penumpang milik Haihang Group sudah siap berlayar ke Paracel, sementara Hainan Harbour and Shipping Co tengah membangun kapal pesiar lainnya.

"Turis bisa makan dan tidur di kapal, lalu mendarat di pulau untuk melihat-lihat," ujar Wakil Gubernur Provinsi Hainan, Tan Li, sebagaimana dilansir Reuters mengutip Kantor Berita Xinhua, Minggu (7/4/2013).

Hanya ada satu hotel dengan 56 kamar di Pulau Woody, pulau terbesar di Paracel. Tahun lalu, China membangun garnisun militer di pusat pulau ini, tepatnya di Kota Sansha. Tan menyebut otoritas lokal akan membangun infrastruktur pendukung di Sansha, termasuk pelabuhan, persediaan air, serta fasilitas pembuangan.

Sejak China mengambil alih Paracel pada 1974 setelah bentrok dengan Vietnam Selatan, muncul sejumlah klaim atas siapa pemilik kumpulan 40 pulau kecil tersebut. Termasuk salah satunya dengan Taiwan.

Di bagian Laut Cina Selatan lain, Vietnam, Taiwan, Brunei, Malaysia dan Filipina juga mengklaim memiliki sejumlah pulau, termasuk Pulau Spratly. Dengan Jepang, China berselisih mengenai Laut Cina Timur.